kabarita.com– Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat, Supardi mengingatkan kepada masyarakat tentang bahaya penyakit masyarakat (pekat) dan dampak negatif penyimpangan perilaku Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).
Hal tersebut diungkapkan Supardi saat membuka kegiatan Pertemuan Pilar – Pilar Sosial Angkatan ke V bersama warga Kecamatan Suliki, Kabupaten Limapuluh Kita, Rabu (14/6) di Bukittingi.
“Penyakit masyarakat adalah masalah sosial yang timbul dari kurangnya pendidikan terutama ilmu agama. Peran orangtua, ninik mamak, pemuka agama dan tokoh masyarakat sangat dibutuhkan dalam mencegah timbulnya masalah ini,” ujar Supardi.
Selain Pekat, lanjut Supardi, masalah yang juga harus diwaspadai perkembangannya adalah perilaku seks menyimpang yang dikenal dengan istilah LGBT. Perilaku menyimpang ini sangat menyalahi norma dan ajaran agama, yang tanpa disadari telah berkembang.
“LGBT justru menjangkiti kaum terpelajar dan mahasiswa. Orangtua harus menyadari ini dan harus melakukan upaya pencegahan dengan memberikan tuntunan agama yang baik kepada anak-anak,” katanya.
Supardi juga mengungkapkan, masalah Pekat ini harus dihadapi dengan serius. Selain melalui sosialisasi, pemerintah dan DPRD juga telah berupaya melakukan pencegahan melalui regulasi.
“Namun, berbagai upaya tersebut harus didukung oleh seluruh elemen masyarakat agar bisa efektif dalam rangka membina anak-anak bangsa untuk menciptakan generasi masa depan yang berkualitas,” ujarnya.
Terakhir Supardi berharap melalui kegiatan Pertemuan Pilar – Pilar Sosial ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk saling peduli terhadap sesama. Saling mengingatkan satu sama lain agar permasalahan yang ada dapat diatasi.
“Kita adalah makhluk sosial, kita tidak bisa hidup sendiri di muka bumi ini. Oleh karena itu mari kita saling peduli. Ibarat Lidi, kalau hanya satu atau dua batang tidak ada gunanya, tapi kalau banyak maka akan kuat dan dapat membersihkan seluruh sampah-sampah yang ada,” tutup Supardi.(*)