kabarita.com – Dampak dari penyalahgunaan narkoba sudah tentu menciptakan para pemakai menjadi rusak secara fisik dan mental. Apalagi sebagian besar adalah generasi muda yang seharusnya menjadi penerus bangsa menuju kesejahteraan dan kemakmuran.
Hal ini disampaikan oleh Evi Yandri Rajo Budiman pada kesempatan sosialisasi Perda Nomor 9 tahun 2018, tentang dampak dari penyalahgunaan physikotropika atau yang lazim disebut narkoba pada selasa tanggal 6 februari, di Kecamatan Kuranji kota Padang. Dalam penjabaran materi yang diberikan langsung oleh beliau, mengatatan bahwa dari data yang didapat dari pemerintah Provinsi Sumatera Barat bahwa pengguna barang haram ini sudah mencapai 1.1 persen atau sudah di angka 68 ribu pengguna di Sumbar. Itu data dari tahun 2018 dan belum lagi jika ditambahi dengan data yang terbaru saat ini maka sangat miris keadaan Sumatera Barat jika hal ini tidak kita tangani secara serius.
“Faktor utama dari penyebab pengguna adalah berawal dari masalah di lingkungan keluarga yang tidak kondusif, ditambah dari pengawasan orang tua serta kepercayaan diri yang berlebihan kepada anak ataupun anggota keluarga yang lain. Adapun persoalan yang timbul berawal dari keluarga. Contohnya konflik internal antara orang tua yang mengkibatkan perceraian dan faktor lain sehingga menyebabkan ketidak nyamanan si anak berada di lingkungan rumah dan mencari hiburan yang salah menempatkan diri sehingga terseret kepada pergaulan yang notabene adalah rekan pengguna narkoba, itu awal mulanya hanya coba-coba dan akhirnya menjadi pencandu” ungkap Bang Evi Rajo Budiman.
“Maka tujuan dari sosialisasi Perda ini kita terus adakan di wilayah kota Padang secara terus menerus tiap bulannya dengan menggandeng dari Pemda Sumatera Barat, tokoh masyarakat, Alim Ulama, Majlis ta’lim serta kelompok pemuda atau ormas pemerhati masalah sosial. Sehingga tingkat kesadaran dari generasi muda dan pengawasan orang tua serta lingkungan sekitar dapat dimaksimalkan. Jangan ragu untuk memberikan informasi kepada kita atau Yayasan Pelita Jiwa Insani (YPJI) untuk di berikan fasilitas rehabilitasi narkoba dan juga ODGJ karena dua hal ini saling bersinggungan langsung di tengah masyarakat,” ujarnya.
Kesimpulan dari peretas masalah ini adalah komunikasi keluarga,dan butuh orang lain untuk memulihkan kondisi si korban atau pemakai,,dan yang terakhir adalah diarahkan menuju rehabilitasi yang memakan waktu 6 bulan. Setelah dinyatakan pulih maka mereka dibekali dengan keterampilan dengan bidangnya masing masing seperti dibidang perbengkelan otomotif, bekleding atau keterampilan mandiri lainnya. Yang paling utama adalah menajauhi pergaulan sebelumnya dengan selalu di pantau setiap perkembangan yang dicapai. Walaupun ada margin error 20 persen, berarti tingkat kepemulihan mencapai di angka 80 persen.
Saat ini ada sekitar 113 orang pecandu narkoba tengah menjalani proses rehab di YPJI kota Padang,semoga dengan adanya Sosialisasi yang dijalankan secara masif dapat menekan tingkat kriminal di daerah Sumbar, tutur Evi Yandri.
Kegiatan siang ini dihadiri lebih kurang 160 perwakilan dari masyarakat, tokoh pemuda, Maljis ta’lim serta dari Dinas Kesbangpol Provinsi Sumatera Barat, Camat Kuranji, Lurah dan LPM.
Diharapkan nantinya peran serta Pemprov dapat lebih maksimal dengan memberikan fasilitas penunjang dari lokasi rehabilitasi ini seperti kita pun dari dana pokir dari partai Gerindra yang kita peroleh selama ini pun berupaya untuk menjalankan kelangsungan tempat rehabilitasi ini, seperti pada kenyataan di lapangan banyak para korban adalah dari golongan ekonomi menengah ke bawah, dan anak terlantar yang juga menjadi korban dari narkoba ini, menutup sesi wawancara dengan awak media ini.